Namanya juga manusia; saat masih dalam
pencarian Mapala yang hilang tersebut, rasa jenuh pun menghampiri
beberapa rekan tim SAR yang kebetulan satu tim dengan teman yang
mewakili organisasi kami. Teman ini mendengar ada yang ingin
menghentikan pencarian. Maka dengan sangat terpaksa teman ini harus
bersikap kasar dengan mengancam (maaf) parang ke arah anggota tim SAR
yang mencoba menghentikan pencarian.
Jadi, buat rekan-rekan pencinta alam
atau bagi Anda yang baru bergabung di Organisasi Pencinta Alam, di bawah
ini ada beberapa langkah sederhana yang pernah kami tempuh saat
tersesat di hutan, semoga bisa dijadikan sedikit acuan di luar daripada
buku panduan pendakian yang mungkin saat ini berada di tangan Anda.
Amati sekeliling Anda, analisa setiap
sudut dari pandangan Anda. Lalu Pejamkan sejenak mata Anda dan ucapkan
dalam hati 'ihdinah siraatal mustaqiim" yang artinya: tunjukilah kami
jalan yang lurus (benar),(Al-Fatihah: 6) yang diawali dengan bacaan
shalawat.
Setelah itu di depan Anda, kenali ciri
apa yang menarik perhatian. Begitu pula di kiri, kanan serta belakang
Anda. Tandai dengan cara ini.
Saat itu kami berempat. Masing-masing
dari kami mengambil posisi seperti arah penunjuk mata angin/kompas.
Depan, belakang, kiri dan kanan. Kemudian kami memulai mencari jejak
menyesuaikan tugas masing-masing. Ada yang bergerak ke arah kanan, ke
arah kiri, ke depan dan ke belakang. Ini kami lakukan karena posisi
matahari tak terlihat (mendung/menjelang mahgrib), apalagi tidak membawa
kompas dan rekan yang di divisi navigasi tidak ikut serta
(pohon), amati dengan seksama. Mungkin
ada tanda-tanda rute yang Anda lalui yang dapat terlihat walau
samar-samar. Kebetulan saya berada di posisi ini, jadi saya dapat
memperhatikan arah pergerakan teman-teman. Selanjutnya, salah satu teman
yang mencari dari arah sebelah kanan berteriak, ia menemukan goresan
panjang berlekuk seperti goresan kalau kita menggunakan kayu untuk
menggaris tanah. Lalu kamipun berkumpul dan menyingkirkan ranting dan
dahan yang menutupi goresan tadi. Setelah itu, semua berlarian ke tempat
yang lebih tinggi, tepatnya di posisi di mana saya tadi memanjat pohon.
Dan benar saja apa yang kami simpulkan,
bahwa saat ini kami berada di tepinya. Sedangkan yang di bawah adalah
dasarnya. Inilah adalah merupakan peninggalan dari seleksi alam. Yakni,
bekas sungai yang memiliki garis tengah berkisar 4 sampai 5 meter dengan
ketinggian kurang lebih 3 sampai 4 meter (menurut perkiraan). Meski
keseluruhan tepi sungai di sisi sebelah pencarian arah belakang telah
hilang. Berbekal dari hasil temuan ini, maka pencarian jejak kami
fokuskan ke atas tempat terakhir kami berkumpul. Dan Alhamdulillah, tak
berselang beberapa menit berlalu jalur utama kami temukan seiring dengan
redupnya cahaya sang mentari ditelan malam..!
Agar kejadian seperti ini tidak
terulang. Baiknya pastikan kompas sudah ada di dalam tas, jangan lupa
juga agar melihat posisi matahari. Dan yang terakhir tetap rendah hati,
jangan tunjukkan kecongkakan di hadapan Alam. Sekian, Wassalam. SALAM
RIMBA..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar